Advanced search

KUNJUNGI WEBSITE RESMI INDOSKRIPSI

http://www.indoskripsi.com DAPATKAN SKRIPSI FULL CONTENT YANG DAPAT ANDA JADIKAN REFERENSI

JUDUL SKRIPSI AHLI ASURANSI JIWA

1 Robert Olof D. Manurung, SE, AAIJ Hedging Sebagai Sarana Manajemen Risiko Nilai Tukar (STUDI KASUS)
2 Asman Sihite, SE, MM, AAIJ Analisis Investasi dan Hasil Investasi PT. AJ. Bumi Asih Jaya dengan Industri Asuransi Jiwa Dalam Upaya Mengoptimalisasi Portofolio Investasi
3 Achmad Mochtarom Mungkinkah PT. TASPEN (Persero) Berbisnis Asuransi Jiwa (Kajian Diskriptif)
4 Dr. H. Noor Fuad, Ph.D., FLMI,ACS, AIAA, AAIJ Pentingnya Reengineering Bagi Perusahaan Asuransi Jiwa dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas
5 Ir. M. Rasyidi Issom, FSAI, AAIJ Proses Perancangan Produk Serta Perhitungan Tarif dan Administrasi Asuransi Kumpulan di PT. AJ. Tugu Mandiri
6 Drs. FX Suparyo, AAIJ Tinjauan Singkat Underwritng Asuransi Kredit pada PT. UOB Life Sun Assurance
7 Bardhani Suroto, SE, AAIJ Analisa Tentang Manajemen Pemasaran Asuransi Jiwa Kaitannya Dengan Drop Out Agen Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cab. Bandung
8 Suharyono Hadi S, FSAI, AAIJ Manajemen Risiko Tingkat Bunga di Suatu Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia
9 Cahyadi Kong, AAIJ Administrasi Klaim pada PT. Simas Lend Lease Life
10 Soenarto HM, AAIJ Tinjauan Tentang Pengaruh Pembebanan Pembayaran Premi Terhadap Kelangsungan Pertanggungan Kumpulan
11 Djoko Widodo, AAIJ Peluang dan Kendala Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Asuransi Jiwa Sebagai Penyelenggara Program Pensiun Iuran Pasti
12 YS Pranoto, AAIJ Aspek Perjanjian Dalam Praktek Asuransi Jiwa di Indonesia
13 Yusma Nirmala, AAIJ Seleksi Risiko dalam Penutupan Asuransi Jiwa
14 Ir. Kiswati Soeryoko, AAIJ Aspek Administrasi Asuransi Jiwa Kumpulan di PT. Panin Life
15 Ir. Evert B. Sumual, AAIJ Aplikasi Mnj. Sains Terhadap Optimalisasi Investasi di Sebuah Perh. As. Jiwa
16 Subekti Yudianto, AAIJ Standarisasi Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Jiwa Kumpulan di Indonesia
17 Jurkes Panjaitan, S.Si, AAIJ Perhitungan Premi Asuransi Jiwa Kredit Kumpulan di PT. AJ. Namura Life
18 Agus Setiadi, SE, AAIJ Administrasi Inkaso ( Billing & Collection ) Asuransi Perorangan di PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
19 Yonatan, S.Si, ASAI, AAIJ Pengaruh Valuasi Cadangan Premi Terhadap Kesehatan Keuangan Perh. As. Jiwa
20 Ir. Anton Sulistiyo, AAIJ Sistem Informasi Manajemen Managed Health Care di PT. AJ. Tugu Mandiri
21 Drs. Hadi Sutanto, AAIJ Infrastruktur Sistem Informasi Manajemen di PT. AJ. Tugu Mandiri
22 Dra. Yulia Andri HDP, MM, AAIJ Strategi Pemasaran Perusahaan Asuransi Jiwa "X" Pada Krisis Moneter
23 Agus Setiawan, AAIJ Sistem Reasuransi Client Based
24 Mia, S.Kom, AAIJ Memanfaatkan Sistem Informasi Polis Asuransi Jiwa Untuk Menyusun Strategi Pasar
25 Wahyu Wijayanti, AAIJ Tinjauan Administrasi Reasuransi di PT. AJ. Tugu Mandiri
26 Nurwan H. Nurhasan, AAIJ Sistem Informasi Manajemen Reasuransi Jiwa di PT. Askrida Life
27 Titi Narwati Satriawan, AAIJ Asuransi Kesehatan Kumpulan Alternatif Program dan Manfaatnya
28 Hamid Hamzah, AAIJ Respon Eka Life Dalam Memenuhi Permintaan Produk As. Jiwa Kumpulan
29 Drs. PBH Simatupang, MM, AAIJ Administrasi Klaim Mendukung Kualitas Pelayanan Nasabah
30 M. Harsanto, SE, AAIJ Analisa Rentabilitas Investasi pada AJB Bumiputera 1912
31 W. Hadi Pramono, BBA, AAIJ Pelayanan Klaim Asuransi Jiwa Perorangan di AJB Bumiputera 1912
32 C. Sri Hartadmo, AAIJ Administrasi Penagihan dan Penerimaan Premi AJB Bumiputera 1912
33 Herman Budi Purwanto, ASAI, AAIJ Proses Administrasi Asuransi Kredit Pensiun
34 Handayani, S.Si, AAIJ Profit Testing dan Penggunaannya Pada Estimasi Break Even Point di PT. BJS
35 Hendri, ASAI, AAIJ Pengendalian Biaya Asuransi Perorangan di AJB Bumiputera 1912
36 Dra. Enny Rosita, BAC, AAIJ Pengelolaan Kas di AJB Bumiputera 1912
37 Indra Kristianto Permana, AAIJ Masalah Pemasaran Pada PT. AJ. Manulife Indonesia Cabang Semarang
38 Drs. Heppy Julianto, AAIJ Prosedur Klaim Asuransi Jiwa Perorangan di AJB Bumiputera 1912
39 Ir. Dwi Wiriatmoko, ASAI, AAIJ Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Pendapatan Premi Pertama di AJB BP 1912
40 Agus Muharam, AAIJ Penyusunan Tabel Mortalita AJB Bumiputera 1912
41 Januar S Jahja, SE, FLMI, AAIJ Persistensi : Suatu Penelaahan Lebih Lanjut
42 Rinaldi, MM, AAIJ Pendekatan Kwantitatif Dalam Rangka Menaksir Retensi Perusahaan Reasuransi dengan Metode Pentikainen (Studi Kasus PT. Reindo)
43 Agus Heru Rukiyanto, AAIJ Prosedur Penyelesaian Klaim Kematian Asuransi Jiwa Perorangan Pada PT. AJ. Manulife Indonesia
44 Didin Maksudin, Sm.Hk, AAIJ Pola Operasional Pemasaran Pertanggungan Perorangan Pada PT. As. Jiwasraya
45 Virgo Sinaga, AAIJ Evaluasi Batas Retensi Produk Term Insurance Pada PT. AJ. Bumi Asih Jaya dengan Menggunakan Pendekatan Rosenthal
46 Suko Sayuti, AAIJ Analisis Konsep Pengaitan Dalam Pengakuan Pendapatan dan Biaya (Studi Kasus di PT. AJ. Takaful Keluarga)
47 Tania Chandra, AAIJ Profil Kinerja dan Portofolio Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa di Indonesia tahun 1996 - 2000
48 Heru Hermawan, AAIJ Tertib Administrasi Inkaso Untuk Menyelesaikan Selisih Inkaso Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Bandung
49 Erdi Riahman Damanik, AAIJ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Untuk Meningkatkan Produktivitas Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Palembang
50 dr. Faustinus Wirasadi, FLMI, AAIJ Syarat-2 Pemeriksaan Kesehatan Dalam Kaitannya Dengan Profil Polis & Mortalita
51 Sutadi, AAIJ Akseptasi Penawaran Fakultatif Asuransi Jiwa Perorangan pada PT. Marein
52 Tumpal Marbun, ASAI, AAIJ Pilihan Treaty dan Plan Dalam Reasuransi Jiwa
53 I Putu Sutama, AAIJ Pengaruh Aktivitas Organisasi terhadap Pengelolaan Pertanggungan Kumpulan
54 Trisnawati Taswin, AAIJ Indikasi Dini untuk Peninjauan Kembali Retensi Sendiri
55 Heru Boediono, SE, AAIJ Analisis tentang Pengaruh Bentuk Pengawasan Supervisor thd Produktivitas Agen
56 Heri Sasono, SE, AAIJ Prosedur Underwriting Polis Medical Perorangan di AJB Bumiputera 1912
57 NA Steven Suryana, AAIJ Pengembangan Pilihan Investasi pada Dana Pensiun Lembaga Keuangan MLC
58 H. Sanusi RM, AAIJ Pengaruh Apresiasi terhadap Produktifitas Agen (Studi Kasus)
59 Kasir Iskandar, AAIJ Rancangan Produk Asuransi Kesehatan untuk Pensiunan
60 Charles MH Simatupang, AAIJ Peranan Pendidikan dan Pelatihan dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja
61 Siti Chadizah, AAIJ Analisi Klaim As. Kesehatan Kumpulan “Managed Health Care Plan”
62 Sukro Siswonegoro, AAIJ Penerapan Teknologi Komputer dalam Pengolahan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. As. Jiwasraya Cabang Makassar
63 Ratu Puspa Melati, AAIJ Pengalaman Keuntungan Morbidita dan Kecukupan Premi dari Produk Asuransi Hospital Cash Plan di PT. AJ. Central Asia Raya tahun 1998-2000
64 Willi B Hutagalung, AAIJ Proyeksi Pendapatan atas Tambahan Beban Pinjaman Subordinasi dengan Analisi Titik Impas
65 M Zamachsyari, AAIJ Pemanfaatan Teknologi Internet untuk Meningkatkan Kwalitas Pelayanan
66 Agus Sugiyanto, AAIJ Analisis Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Peserta Program Tabungan Hari Tua PT. TASPEN (Persero) Cabang Semarang
67 Saiful Anam Sistem Informasi Perubahan Data Master File Polis di AJB Bumiputera 1912 SBY
68 Syahrinal M Analisis Ratio Klaim Asuransi Sosial pada PT. TASPEN (Persero)
69 Imam Wahono Seleksi Risiko Polis Individu Non Medical PT. As. Jiwasraya Cab. Surabaya
70 Stephanus Anton M Pengaruh Perilaku Agen dalam Proses Penjualan terhadap Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya terhadap Persistensi Portofolio di PT. AJBN
71 I Gede Eka Sarmaja Analisa Ratio Keuangan sbg Sistem Peringatan Dini Kondisi Persh. Asuransi Jiwa
72 Julina Hasan Penyusunan Laba Rugi Berdasarkan Produk Asuransi Individu dan Kumpulan pada PT Asuransi Jiwa "X" sebagai Media Pengukuran Efisiensi dan Efektivitas Persh.
73 Muhammad Syakir Sula Prinsip2 dan Sistem Operasional Takaful serta Perbedaannya dg As. Konvensional
74 Juliono Proses Seleksi Risiko Asuransi Jiwa Perorangan di AJB Bumiputera 1912
75 Buddy Nugraha Pengaruh Nilai Klaim Asuransi Jiwa terhadap Penutupan Ulang (repeat business) Polis Pertanggungan Perorangan di PT. As. Jiwasraya CRB
76 Lucky Aprillianto Perlunya Kualitas Pelayanan untuk Menunjang Pemasaran Asuransi Kes. (studi kasus di PT. AJ. Central Asia Raya)
77 I Ketut Sendra Efektivitas Saluran Distribusi Pemasar non Gaji terhadap Pemasar Bergaji di PT. As. BAJ
78 Tri Santjoko Strategi Mempertahankan Loyalitas Pelanggan pada Kantor-kantor Cabang AJB BP 1912 di Jakarta
79 M. Sri Ariati Pelak. Pengelolaan Dana Terpusat dalam upaya Memaksimalkan Pelayanan kepada Masyarakat
80 Tatang Sutarsa Penerapan Tertib Adm & Operasional Pinj Polis Pert Perorangan dlm upaya menigkatkan hsl Invest
81 Wahju Rohmanti Analisa Portofolio Investasi pada Persh Asuransi Jiwa (AJB Bumiputera 1912)
82 Madi Sumardi Obligasi Sebagai Alternatif dan upaya Diversifikasi Investasi yang sesuai pada Persh. As Jiwa
83 Ario Soesatio Adji Pemanfaatan Banking on Line System untuk mendukung pems Produk As Syariah Berbasis Tabungan
84 Sukristianto Tujuan Personal Selling sebagai Bauran Promosi dilingkungan Jkt Brt (JWS)
85 Dhany Ramadhan Pengembangan SDM di Bidang Inf dan Tek XL-Indo dl rangka Peningkatan Daya Saing
86 T.A. Puspasari Penerapan Metode RBC dalam Penentuan Tingkat Solvabilitas
87 Bernardus Sutaryono Pengembangan Sistem Informasi Asuransi Jiwa Kolektif BAJ
88 Agus Edi Sumanto Alokasi Aset dan Optimasi Portofolio dalam As. Syariah dengan Pendekatan Markowitz

Info kumpulan skripsi:

INDOSKRIPSI

Kumpulan skripsi dari berbagai kampus dan jurusan di seluruh indonesia, free full download...

ada juga tugas kuliah lengkap semua mata kuliah dan artikel menarik...

kunjungi http://www.indoskripsi.com


RESEARCH CENTRE

Journal Directory > Kumpulan Nirmana > Vol 8 / No 1, 2006 > Article #5 ] bentuk TA perancangan komunikasi visual termasuk audio visual dari pada penulisan skripsi
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/articles.php?PublishedID=DKV06080105

www.malang.ac.id

diutamakan adalah sumber-sumber primer berupa laporan penelitian (termasuk skripsi Buku kumpulan artikel: Saukah, A. & Waseso, M.G. (Eds.). 2002. Menulis Artikel
http://www.malang.ac.id/jip/syarat.htm

CDC-FTUI - News -

Indonesia Cuma Punya Dua Pengelola Limbah B3 Membedah Bisnis Skripsi di Kalangan Namun, hanya dalam beberapa detik, kumpulan hiu meninggalkannya. Mengapa?
http://cdc.eng.ui.ac.id/article/archive/2/200

Detail Halaman Untuk ETD etd-1110105-104240

1. Pendahuluan Masalah penyediaan pangan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bukan hanya merupakan masalah nasional di berbagai negara, akan
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1110105-104240/

American Gamelan Institute Catalog

Kumpulan Kertas Tentang Kesenian [Collected Writings on the Arts] Daftar Skripsi: 1972-1987. Titles of papers and compositions by graduates
http://www.gamelan.org/catalog/monographs.shtml

AAMAI -Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia

DAFTAR SKRIPSI AHLI ASURANSI JIWA 1 Robert Olof D. Manurung, SE, AAIJ Hedging Sebagai AAIJ Proses Perancangan Produk Serta Perhitungan Tarif dan Administrasi Asuransi Kumpulan
http://www.aamai.or.id/web/index.php?cat_id=0.2.1&lang=1&PHPSESSID=a007c0e10e912a45c61927046b49ea9c

AAMAI -Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia

untuk tingkat Ajun Ahli, dan 4 (empat) mata ujian serta satu pilihan Penyusunan Skripsi Asuransi Kumpulan AJ.10.10 : Klaim Asuransi Jiwa AJ.10.11 : Reasuransi AJ.10.12
http://www.aamai.or.id/web/index.php?cat_id=0.1.1&lang=1&PHPSESSID=a007c0e10e912a45c61927046b49ea9c

Agus Kurniawan - Kritikanku

Kumpulan kritikan dan uneg-uneg Fenomena Jual Beli Skripsi :: Kemunduran Para Intelektual dan Akademis Bangsa Indonesia
http://blogs.netindonesia.net/agus/category/20.aspx

UMS Digital Library - PLURALISME AGAMA-BUDAYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Menjawab Tantangan Sekularisme dan Liberalisme Di Dunia Islam, Kumpulan Makalah Workshop Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003, Cet.
http://eprints.ums.ac.id/95/

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AGENCY COSTS

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP AGENCY COSTS

Oleh :

Ani Karina

0210230010

Dosen Pembimbing :

Didied P.Affandy, SE, MBA, Ak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh corporate governance yang diukur melalui jumlah dewan direksi dan juga pengaruh struktur kepemilikan terhadap agency costs. Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Faisal (2005). Yang menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agency costs sedangkan jumlah dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap agency costs.

Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 2001-2004. Metode yang digunakan adalah purposive random sampling dan mendapatkan 260 perusahaan selama periode empat tahun. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik regresi linier berganda (multiple regression). Pengukuran agency costs melalui asset turnover dan selling and general administrative.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap agency costs sedangkan struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agency costs dan didapatkan hasil juga bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap agency costs melalui pengukuran selling and general administrative (SG&A).

Kata Kunci : Board of Directors, Managerial Ownership, Institusional Ownership, Agency Costs.

THE EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE AND OWNERSHIP STRUCTURE TO AGENCY COSTS

By :

Ani Karina

0210230010

Lectures :

Didied P.Affandy, SE, MBA, Ak.

ABSTRACT

The purpose of this research is to test the effect of corporate governance which is measured by Board of Directors total and the effect of ownership structure against agency costs. This research is based on the previous research by Faisal (2005), which found that ownership structure is not significant effect to agency cost, but Board of Directors total have significant effect to agency cost.

This research focus on manufacturing companies which is listed in Bursa Efek Jakarta for period 2001-2004. The method which used is purposive random sampling and got 260 companies for period 2001-2004. The statistical method used in this research is the multiple regretion. Agency Cost measuring by asset turnover and selling and general administrative.

The result of this research shows that Board of Directors total have significant effect to agency cost, but ownership structure is not significant effect to agency cost and got the other result that firm size have significant effect to agency cost by selling and general administrative measurements.

Keyword : Board of Directors, Managerial Ownership, Institusional Ownership,

Agency Costs.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan yang go public di kelola dengan memisahkan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan atau manajerial. Masalah corporate governance timbul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan (Husnan, 2001). Dengan pemisahan ini, pemilik perusahaan akan memberikan kewenangan pada pengelola (manajer) untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan mengambil keputusan perusahaan lainnya untuk dan atas nama pemilik. Dengan kewenangan yang dimiliki ini, mungkin saja pengelola (manajer) tidak bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya perbedaan kepentingan (conflict of interest). Dengan informasi yang dimiliki, manajer bisa bertindak yang hanya menguntungkan dirinya sendiri, dengan mengorbankan kepentingan principal (pemilik). Hal ini mungkin terjadi karena manajer mempunyai informasi mengenai perusahaan, yang tidak dimiliki pemilik perusahaan (asymmetric information) (Gunarsih, 2003). (Richardson, 1998 ; DuCharme et al., 2000 dalam Hastuti, 2005) mengemukakan hal serupa bahwa dengan pemisahan ini maka akan menimbulkan dampak negatif yaitu keleluasaan manajer perusahaan untuk memaksimalkan laba. Hal ini akan mengarah pada proses memaksimalkan kepentingan manajemen sendiri dengan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik perusahaan.

Masalah corporate governance dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan (manajer, pemilik perusahaan dan kreditor) akan berperilaku, karena mereka pada dasarnya mempunyai kepentingan berbeda.

Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan pihak-pihak ini seringkali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (agency conflict).

Teori keagenan (agency theory ) mengemukakan jika antar pihak principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, muncul konflik yang dinamakan konflik keagenan (agency conflict) (Richardson, 1998 ; DuCharme et al., 2000 dalam Hastuti, 2005). Hal senada diungkapkan oleh Jensen & Meckling (1976) dalam Ummah (2005) bahwa agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap agency conflict.

Agency conflict sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu : (1) agency conflict antara pemegang saham dan manajer. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan, (2) agency conflict antara pemegang saham dan kreditor.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi masalah keagenan (agency conflict) tersebut dikenal sebagai agency costs (biaya keagenan) yang meliputi pengeluaran monitoring, bonding dan residual loss (Zulhawati, 2004). Brigham dan Daves (2004) dalam Ummah (2005) mendefinisikan agency costs sebagai biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mendorong manajer agar memaksimumkan harga saham jangka panjang daripada bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri.

Terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi agency costs, antara lain : (1) mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut (insider ownership), (2) meningkatkan dividend payout ratio, (3) meningkatkan pendanaan dari utang, dan (4) meningkatkan kepemilikan institusional. Lebih lanjut Jensen & Meckling (1976) dalam Nirwana (2005) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen dapat digunakan untuk mengurangi agency costs yang bersumber pada masalah keagenan (agency conflict).

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Faisal (2005) kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan (agency conflict). Crutchley dan Hansen (1989), Bathala et al. (1994) dalam Faisal (2005) menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi dapat digunakan untuk mengurangi masalah keagenan. Hal tersebut didasarkan pada logika bahwa peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan mengkonsumsi perquisites yang berlebihan, dengan demikian akan menyatukan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.

Morck et al. (1988) dalam Faisal (2005) menyatakan bahwa hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan hanya terletak pada level 0%-5% sedangkan level 5%-25% bernilai negatif. McConnell dan Servaes (1990,1995) dalam Faisal (2005) menyatakan hal serupa bahwa terdapat hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan pada saat level kepemilikan 40%-50% dan bernilai negatif ketika melebihi level 50%. Morck et al. mengatakan pada level kepemilikan manajerial lebih besar dari 5%-25% manfaat privat yang diperoleh agen (manajer) melebihi cost yang dikeluarkan akibat kerugian dari keputusan-keputusan yang tidak memaksimalkan nilai perusahaan.

Hal senada ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005). Faisal (2005) mengatakan terdapat hubungan yang negatif antara kepemilikan manajerial dengan biaya keagenan (agency costs). Hal ini mengindikasikan bahwa hubungan kepemilikan manajerial dengan biaya keagenan (agency costs) gagal sebagai mekanisme untuk meningkatkan nilai perusahaan. Kesimpulan lain yang didapat melalui penelitian Faisal yaitu semakin tinggi kepemilikan manajerial justru meningkatkan diskresi manajerial. Faisal (2005) menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial semakin tinggi biaya keagenan (agency costs) yang diukur dengan beban operasi.

Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap agency costs dilakukan oleh Crutchley et al. (1999). Crutchley menyatakan bahwa kepemilikan oleh institusional juga dapat menurunkan agency costs, karena dengan adanya monitoring yang efektif oleh pihak institusional menyebabkan penggunaan utang menurun. Hal ini karena peranan utang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh kepemilikan institusional. Dengan demikian kepemilikan institusional dapat mengurangi agency cost of debt

Moh’d et al. (1998) dalam Nuridha (2006) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu investor institusional dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency costs. Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005) diperoleh hasil yang berbeda. Faisal (2005) menyatakan bahwa hubungan antara kepemilikan institusional dengan biaya keagenan (agency costs) adalah negatif. Masih berdasarkan hasil penelitian Faisal (2005) bahwa hal ini mengindikasikan kepemilikan institusional belum efektif sebagai alat memonitor manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Fama (1980) dalam Faisal (2005) menyatakan bahwa dewan direksi merupakan mekanisme pengendalian internal utama yang memonitor manajer. Tiga karakteristik yang mempengaruhi monitoring adalah ukuran dewan direksi, komposisi dewan direksi dan struktur kepemimpinan direksi (Jensen, 1993) dalam Faisal (2005).

Shaw (1981), Jewel dan Reitz (1981), Olson (1982), Galdstein (1984), Lipton dan Lorsch (1992) dan Jensen dan Meckling (1976) dalam Faisal (2005) menyatakan bahwa jumlah dewan direksi yang besar kurang efektif dalam memonitor manajemen. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Yermacrk (1996) dan Eisenberg et al. (1998) dalam Faisal (2005) yang menyatakan bahwa jumlah dewan direksi yang kecil meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Yermack (1996) dalam Faisal (2005) ukuran dewan direksi yang besar akan mengganggu kepentingan pemegang saham. Singh et al. (2003) dalam Faisal (2005) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi yang kecil secara positif dan signifikan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan aktiva namun tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan biaya keagenan yang diukur dengan beban operasi. Semakin besar ukuran dewan direksi semakin besar beban diskresi manajerial yang terjadi. Dengan demikian ukuran dewan direksi tidak menunjukkan biaya keagenan (agency costs).

Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Brickley dan James (1987) ; Byrd dan Hickman (1992) ; Lee et al. (1992) dalam Faisal (2005) menyatakan bahwa outside director dapat memberikan kontribusi terhadap nilai perusahaan melalui aktifitas evaluasi dan keputusan strategis serta pengurangan inefisiensi dan kinerja yang rendah (Weisbach, 1988 dalam Faisal, 2005). Dengan demikian maka dapat dinyatakan bahwa ukuran dan komposisi dewan direksi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja dengan adanya penurunan biaya keagenan (agency costs).

Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005) yang menyatakan bahwa ukuran dewan direksi berhubungan positif dengan biaya keagenan (agency costs). Melalui penelitiannya Faisal (2005) memberikan dukungan teori bahwa ukuran dewan direksi dapat dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi biaya keagenan (agency costs).

Meskipun terdapat hasil yang berbeda antara satu penelitian dengan penelitian yang lain mengenai hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan (agency costs) tetapi penelitian yang dilakukan oleh Ang et al. (1999) dan Singh et al. (2003) dalam Faisal (2005) memberikan bukti terhadap hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan yang diukur dari pemanfaatan aktiva dan beban operasi. Penelitian dilakukan melalui survei pada perusahaan-perusahaan kecil dengan menghubungkan ukuran absolut dan relatif dari biaya keagenan (agency costs). Hasil yang didapat menyatakan bahwa biaya keagenan (agency costs) pada perusahaan dengan manajemen yang berasal dari luar (outsider) relatif lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan manajemen sendiri (owner managed). Penelitian mereka juga menunjukkan bahwa efisiensi pemanfaatan aktiva dan beban operasi pada perusahaan kecil dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Penelitian Singh et al (2003) dalam Faisal (2005) menganalisis hubungan antara struktur kepemilikan dengan biaya keagenan (agency costs) pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah go public. Hasil penelitian Singh et al. (2003) dalam Faisal (2005) mendukung penelitian Ang et al. (1999) dalam Faisal (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial secara positif dan signifikan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan aktiva perusahaan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Faisal (2005). Di dalam penelitiannya Faisal (2005) menggunakan sampel penelitian sebanyak 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan biaya keagenan (agency costs) yang berarti bahwa kepemilikan manajerial belum dapat berfungsi sepenuhnya sebagai mekanisme untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan aktiva perusahaan dan belum dapat menekan diskresi manajerial. Demikian juga dengan kepemilikan institusional yang berhubungan negatif dengan biaya keagenan (agency costs) yang berarti bahwa kepemilikan institusional belum efektif sebagai alat untuk memonitor manajemen dalam meningkatkan nilai perusahaan. Akan tetapi ukuran dewan direksi mampu menunjukkan hubungan yang positif dengan biaya keagenan (agency costs) yang berarti bahwa ukuran dewan direksi dapat dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi biaya keagenan (agency costs).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Faisal (2005) yaitu :

1. Tahun yang diamati, pada peneltian ini mengambil tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Peneliti mempunyai beberapa alasan menggunakan tahun 2001 sampai dengan tahun 2004 yaitu : (1) untuk menghindari periode krisis moneter di Indonesia, dan (2) beberapa riset yang telah ada menunjukkan bahwa periode setelah krisis moneter perekonomian Indonesia belum menunjukkan gejala membaik.

2. Pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada perusahaan manufaktur dengan tujuan untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh perbedaan industri.

3. Pada penelitian ini, peneliti menghilangkan variabel risiko (RISK). Peneliti memiliki alasan tertentu untuk menghilangkan variabel risiko dikarenakan beberapa hasil penelitian sebelumnya menemukan bahwa tingkat risiko menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap kepemilikan manajerial (Ismiyanti dan Hanafi, 2003).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah dari penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap biaya keagenan (agency costs) ?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap biaya keagenan (agency costs) ?

3. Apakah ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap biaya keagenan (agency costs) ?

1. 3. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) dan ukuran dewan direksi mempengaruhi biaya keagenan (agency cost) yang diukur dengan perputaran aktiva (asset utilization) dan beban operasi (operating expense).

1.4. Motivasi Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan karena adanya hasil-hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap biaya keagenan (agency costs). Sehingga isu mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap biaya keagenan masih menjadi topik yang menarik untuk diteliti.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya keagenan (agency costs) perlu terus diteliti agar dapat memberikan petunjuk dan dasar pertimbangan bagi para stakeholder untuk mengambil berbagai keputusan bisnis.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Investor dan masyarakat

Dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap biaya keagenan (agency costs) pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia. Sehingga investor maupun masyarakat dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

2. Dunia penelitian dan akademis

Dapat menambah literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya keagenan (agency costs) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap biaya keagenan (agency costs) pada masa yang akan datang.

3. Peneliti

Menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi biaya keagenan (agency costs) pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia, khususnya perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur.

PENGARUH PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI TERHADAP MINAT DAN PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI PADA KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

ABSTRAKSI

Penelitian ini membandingkan antara mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan mahasiswa akuntansi yang memilih karir non akuntan publik setelah diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 24 pernyataan yang meliputi satu variabel tentang minat terhadap karir sebagai akuntan publik dan enam variabel persepsi mahasiswa terhadap karir sebagai akuntan publik yang meliputi nilai intrinsik pekerjaan akuntan publik, fleksibilitas pekerjaan akuntan publik, gaji/peghargaan finansial akuntan publik, kesempatan profesi akuntan publik, manfaat profesi akuntan publik, dan pengorbanan profesi akuntan publik.

Dengan menggunakan metode survey terhadap 195 responden mahasiswa akuntansi Universitas Brawijaya Malang, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Darul Ulum Jombang, dan STIE PGRI Dewantara Jombang, uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh PPAk terhadap minat mahasiswa akuntansi pada karir sebagai akuntan publik. Independent Sample T-test digunakan untuk membandingkan persepsi mahasiswa akuntansi pada karir sebagai akuntan publik. Disamping itu analisis diskriminan juga digunakan untuk menaksir kemampuan dari keenam variabel dalam membedakan kedua kelompok pemilih profesi akuntan publik dan non akuntan publik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan regresi linier berganda, terdapat pengaruh penyelenggaraan PPAk terhadap minat mahasiswa akuntansi pada karir sebagai akuntan publik. Berdasarkan Independent Sample T-test, secara rata-rata mahasiswa dalam memilih karir sebagai akuntan publik dipengaruhi oleh keenam variabel. Dari keenam variabel tersebut hanya tiga variabel yang berbeda secara statistic signifikan: (1) nilai intrinsik pekerjaan akuntan publik, (2) kesempatan profesi akuntan publik, (3) manfaat profesi akuntan publik. Hasil ini juga didukung oleh hasil analisis diskriminan. Variabel yang paling bisa menjadi pembeda diantara kedua kelompok tersebut adalah kesempatan profesi akuntan publik.

Kata kunci: minat, persepsi, mahasiswa akuntansi, akuntan publik dan non akuntan publik.

THE INFLUENCE OF ACCOUNTING PROFESSION EDUCATION TO INTEREST AND PERCEPTION OF ACCOUNTING STUDENT IN CAREER AS PUBLIC ACCOUNTANT

Author: Betty Yuli Setyaningrum

Advisor: Noval Adib, SE, MSi, Ak.

ABSTRACT

This study compares between accounting students who choose a career as public accountant to those students who did not after accounting profession education established. The questionare consist of 24 questions concerning one variable interested in career as public accountant and six variables students perception about career as public accountant are intrinsic value of job public accountant, flexibility of job public accountant, salary or financial reward public accountant, opportunities of public accountant profession, benefit of being public accountant, and cost of being public accountant.

By applying survey method to 195 accounting students of Brawijaya University Malang, Airlangga University Surabaya, Islam Malang University, Darul Ulum University Jombang, and STIE PGRI Dewantara Jombang, multiple linier regression were used to know the accounting profession education influence concerning students who interested in career as public accountant. Independent sample T-test were used to compares perception of students in career as public accountant. Beside that multivariate discriminant analysis was also used to assess the ability of six variables to distinguish between these two groups.

The result shows that based on the multiple linier regression, the accounting profession education influence concerning students who interested in career as public accountant. Based on independent sample T-test, their average score, those selecting public accountant are more concerned with the above six variables. From the six variables, only three variables resulting in scores that were statistically significant: (1) intrinsic value of job public accountant, (2) opportunities of public accountant profession, and (3) benefit of being public accountant. These findings were also supported by the analytical result from multivariate discriminant analysis (MDA). The highest explanatory power variable differentiating the two groups is opportunities of public accountant profession.

Key words: interest, perception, accounting students, public and non public accountants.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesempatan pendidikan yang semakin meluas di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, telah mempengaruhi pasar tenaga kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan, yaitu permintaan terhadap tenaga kerja sesuai bidang yang dibutuhkan dalam dunia kerja membawa pula berbagai perubahan dan pembaharuan dalam kesempatan pendidikan. Salah satunya yaitu diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) baik di Perguruan Tinggi Negeri maupun di Perguruan Tinggi Swasta untuk mendukung terpenuhinya permintaan terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. Negara-negara yang masih terbelakang berupaya mengejar ketinggalannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan pembangunan.

Investasi pada sumber daya manusia semakin penting dalam melanjutkan proses industrialisasi untuk membawa perekonomian senantiasa tumbuh dan berkembang. Disamping itu juga diperlukan sarana dan prasarana non fisik yang sangat ditentukan oleh pengembangan kualitas sumber daya manusia. Di lain pihak kadang-kadang investasi untuk prasarana sumber daya manusia terlepas dari pertimbangan ekonomi atau diamati hanya sebagai fenomena budaya semata, walaupun jangka panjangnya akan mempengaruhi kinerja ekonomi (Hasibuan, 1990). Hal tersebut tampak dengan agak terabaikannya prioritas pengembangan sumber daya manusia, yang kadang kala berkembang sebagaimana sering terjadi dalam dunia mode yaitu berkembang mengikuti trend yang ditunjukkan dengan banyak ditemukan lembaga-lembaga pendidikan yang didukung oleh fasilitas yang sangat minimal, yang masih jauh dari memadai untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara harus diimbangi dengan tenaga kerja yang berkualitas. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia menjadi hal yang penting. Perencanaan tenaga kerja dihadapkan dengan perkiraan-perkiraan keseimbangan antara tingkat pertumbuhan penduduk yang ingin memasuki sekolah yang berbagai jenis, baik yang bersifat umum, kejuruan, dan program studi. Peningkatan tenaga kerja yang berkualitas didukung oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta dengan bidang studi yang beragam, salah satunya yaitu bidang akuntansi.

Pertumbuhan yang pesat pada lembaga pendidikan yang mencetak tenaga yang terdidik khususnya akuntansi harus diupayakan untuk mempertahankan kualitas dan kompetensi lulusannya sehingga mereka memiliki kompetensi teknis dan moral yang memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Perkembangan dunia usaha memberikan lapangan kerja yang beragam bagi angkatan kerja. Salah satu angkatan kerja yang ada di Indonesia adalah sarjana, yaitu tenaga kerja yang telah menempuh pendidikan strata satu. Salah satu sarjana yang akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan akuntansi.

Secara umum, Sarjana Ekonomi akuntansi setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 memiliki beberapa alternatif pilihan, yaitu pertama, dapat langsung bekerja baik sebagai karyawan perusahaan, karyawan instansi pemerintah, maupun berwiraswasta. Kedua, melanjutkan jenjang akademik S2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik melalui jenjang Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Dalam dunia kerja, ada beberapa karir yang dapat dijalankan oleh sarjana akuntansi, misalnya sebagai akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pendidik, atau akuntan intern. Adanya beberapa karir bagi sarjana akuntansi ini menunjukkan bahwa sarjana akuntansi bisa memilih karir tertentu dalam dunia kerja. Mahasiswa akuntansi sebagai calon sarjana akuntansi, dapat mempertimbangkan karir apa yang akan mereka jalani nantinya.

Penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini antara lain penelitian oleh Felton et al. (1994), Wijayanti (2001), Haris dan Djamhuri (2001), Ghani et al. (2002), Kunartinah dan Widiatmoko (2003), serta Rahayu et al. (2003). Felton et al. (1994) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan mahasiswa sekolah bisnis untuk memilih profesi akuntan publik. Dalam penelitian terhadap mahasiswa sekolah bisnis pada tujuh universitas di Ontario menyatakan bahwa mahasiswa dalam memilih karir akuntan publik dipengaruhi oleh lima faktor yaitu faktor intrinsik, penghasilan jangka panjang dan penghasilan jangka pendek, pertimbangan pasar kerja, latar belakang pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU), dan persepsi mahasiswa tentang keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik.

Wijayanti (2001) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa akuntansi. Penelitian tersebut dilakukan terhadap mahasiswa di Yogyakarta. Dari hasil penelitian Wijayanti diketahui bahwa dalam memilih suatu karir, mahasiswa mempertimbangkan mengenai penghargaan finansial yang akan mereka terima, pelatihan profesional yang harus mereka jalankan, dan nilai-nilai sosial yang melekat pada karir tersebut.

Haris dan Djamhuri (2001) melakukan penelitian terhadap mahasiswa akuntansi Universitas Brawijaya dan Universitas Airlangga tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi: antara akuntan publik versus non akuntan publik. Dari hasil penelitian tersebut diketahui terdapat lima faktor pertimbangan pemilihan profesi yaitu faktor ketersediaan kesempatan, nilai intrinsik pekerjaan, fleksibiitas kerja, persepsi mahasiswa tentang manfaat profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik.

Ghani et al. (2002) melakukan penelitian tentang perbedaan persepsi terhadap karir sebagai akuntan publik antara mahasiswa tahun pertama dengan mahasiswa tahun terakhir di Malaysian Universities. Dari hasil penelitian tersebut diketahui terdapat tiga faktor signifikan yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai akuntan publik yaitu gaji awal, pertanggungjawaban kerja, dan minat terhadap profesi akuntan publik.

Kunartinah dan Widiatmoko (2003), melakukan penelitian tentang perilaku mahasiswa akuntansi di STIE Stikubank Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir sebagai akuntan publik. Dari penelitian tersebut diketahui terdapat lima faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa yaitu faktor intrinsik, penghasilan pertama yang tinggi, pertimbangan pasar kerja, persepsi kelebihan profesi akuntan publik, dan persepsi tentang kelemahan sebagai akuntan publik.

Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et al. (2003) yang meneliti tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi tujuh faktor yaitu penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai sosial, dan personalitas.

Penelitian ini merupakan extended replication dari penelitian-penelitian terdahulu untuk melihat apakah fenomena yang telah didapat dari penelitian terdahulu juga akan terjadi dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa sebelum diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Sedangkan dalam penelitian ini menganalisis tentang persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan publik berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan karir mahasiswa setelah diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan tambahan bagi seorang lulusan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi yang ingin mendapatkan sebutan Akuntan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001, lulusan sarjana strata 1 (S1) jurusan akuntansi berkesempatan menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi di perguruan tinggi yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Mereka yang telah menempuh Pendidikan Profesi Akuntansi ini berhak memperoleh sebutan profesi Akuntan (Ak), dan juga semakin berpeluang meniti karir sebagai auditor pemerintahan, auditor internal, akuntan sektor publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, akuntan perpajakan, akuntan keuangan, maupun akuntan sistem informasi.

Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) adalah akuntan yang berhak mendapatkan Register Negara dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), sebagai syarat penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan mempunyai daya saing yang lebih tinggi sebagai akuntan dibandingkan dengan para sarjana yang tidak mempunyai predikat akuntan. Dengan adanya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) maka pendidikan S1 akuntansi pada perguruan tinggi terpilih tidak lagi secara otomatis menghasilkan gelar akuntan karena sebutan tersebut hanya bisa diperoleh dari PPAk.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh PPAk terhadap minat mahasiswa jurusan akuntansi pada karir sebagai akuntan publik dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi persepsi mahasiswa jurusan akuntansi terhadap karir sebagai akuntan publik setelah diselenggarakannya Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Penelitian ini dianggap perlu untuk dilakukan karena setelah diselenggarakannya PPAk, untuk mencapai karir sebagai akuntan publik harus menempuh PPAk terlebih dahulu yang tentu saja membutuhkan tambahan waktu dan biaya untuk melanjutkan studi. Sedangkan penelitian-penelitian terdahulu dilakukan sebelum diselenggarakannya PPAk dimana untuk mencapai karir sebagai akuntan publik tidak membutuhkan tambahan waktu dan biaya untuk melanjutkan studi karena setelah lulus dari pendidikan strata satu (S1) jurusan akuntansi Perguruan Tinggi Negeri tertentu dapat langsung mendapat gelar Akuntan (Ak) dan mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) untuk dapat menjadi akuntan publik. Dengan penyelenggaraan PPAk sedikit banyak akan berpengaruh terhadap minat dan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi pada karir sebagai akuntan publik. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi minat dan persepsi mahasiswa tersebut dirumuskan menjadi tujuh variabel yaitu minat mahasiswa terhadap karir sebagai akuntan publik, nilai intrinsik pekerjaan akuntan publik, fleksibiitas kerja akuntan publik, gaji atau penghargaan finansial, ketersediaan kesempatan untuk berprofesi sebagai akuntan publik, persepsi mahasiswa tentang manfaat profesi akuntan publik, dan persepsi mahasiswa tentang pengorbanan profesi akuntan publik. Nilai intrinsik pekerjaan yang dimaksud memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima oleh individu saat atau sesudah ia melakukan pekerjaan (Hinnch dan Mischind dalam Kunartinah dan Widiatmoko, 2003).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendidikan Profesi Akuntansi Terhadap Minat dan Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Pada Karir Sebagai Akuntan Publik.”

1.2. Rumusan Masalah

Perencanaan karir merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam karir. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak dapat melakukan perencanaan karir secara tepat karena senantiasa dihinggapi kekhawatiran terhadap ketidakpastian di masa mendatang. Demikian halnya yang dialami mahasiswa akuntansi tahun terakhir yang sangat membutuhkan masukan dari para pendidik dalam perencanaan karir agar masa studi mereka dapat dimanfaatkan secara efektif. Mahasiswa akuntansi dapat menentukan karir mereka untuk menjadi akuntan publik dengan melanjutkan studi di PPAk atau memilih untuk menjalani profesi selain akuntan publik. Oleh karena itu penulis menekankan permasalahan pada:

1. Apakah Pendidikan Profesi Akuntansi berpengaruh terhadap minat mahasiswa jurusan akuntansi pada karir sebagai akuntan publik?

2. Apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi pada karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik?

1.3. Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini agar terfokus pada permasalahan yang ada. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa akuntansi di lima Perguruan Tinggi yaitu Universitas Brawijaya Malang, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Islam Malang, Universitas Darul Ulum Jombang, dan STIE PGRI Dewantara Jombang. Responden yang diambil adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang telah menempuh minimal semester VI tahun ajaran 2005/2006 yang telah terpilih secara acak dari seluruh populasi mahasiswa jurusan akuntansi yang ada. Pemilihan responden ini didasarkan pada asumsi bahwa mahasiswa yang telah menempuh minimal semester VI dianggap telah menentukan bidang karir yang akan dijalani, mengingat mereka sudah berada di tingkat akhir dan akan menghadapi kelulusan.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat dan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi yang telah menempuh semester VI terhadap karir sebagai akuntan publik setelah diselenggarakannya PPAk dan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa jurusan akuntansi telah memiliki pemahaman yang memadai tentang profesi akuntan khususnya akuntan publik.

1.5. Manfaat Penelitian

- Bagi jurusan akuntansi, sebagai pertimbangan mengenai seberapa jauh mahasiswanya mempunyai persepsi terhadap karir sebagai akuntan publik sehingga program pendidikannya dapat diarahkan pada kemungkinan karir yang akan dicapai mahasiswanya pada dunia kerja.

- Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan tambahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

Sekilas tentang Skripsi Online

Berangkat dari kegelisahan kami atas nasib ilmu pengetahuan di bangsa ini, karena kebanyakan dari kita lebih suka menutup diri dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta kadang-kadang kita lebih suka untuk melakukan plagiat dari karya orang lain daripada percaya dengan kemampuan diri kita sendiri, dari sinilah ternyata biang keladi matinya ide-ide dan gagasan kreatif serta mandulnya produktifitas intelektual bangsa ini.

Banyak dari kalangan masayarakat mengatakan bahwa karya ilmiah, baik yang berupa skripsi, thesis, jurnal, penelitian, dan lainnya kini hanya menjadi sampah perpustakaan yang teronggok dalam rak-rak buku kampus-kampus. Padahal kalau karya tersebut terpublikasikan, besar peluangnya untuk menjadi sumber inspirasi dan media pengembangan bagi masyarakat yang haus dan peduli terhadap ilmu pengetahuan. Jerih payah dari kalangan intelektual di negeri ini perlu untuk kita support bersama, dan tak patutlah kiranya kalau kita membuat karya emas mereka tersebut menjadi sia-sia.

Pada dasarnya semua pihak baik pemerintah, guru, dosen, mahasiswa dan seluruh komponen masyarakat mempunyai peranan yang besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, karena semakin kita tak peduli dengan itu, maka dampak yang ditimbulkannya dapat kita rasakan sekarang, budaya konsumerisme bangsa, meningkatnya pengangguran dan kriminalitas, selanjutnya bangsa ini akan tergilas oleh arus globalisasi yang sedemikian kompleks.

Skripsi dan karya ilmiah lainnya merupakan aset intelektual bangsa yang harus kita manfaatkan untuk kepentingan masyarakat, beberapa karya akademik itulah yang mencerminkan tingkat kapasitas intelektual bangsa ini. Semakin berkualitas karya maka semakin tinggi pula tingkat mutu intelektual bangsa, demikian juga sebaliknya.

Berkembangnya ilmu pengetahuan tak luput dari hierarki yang berkelanjutan, apa yang terjadi jika setiap kali kita ingin menggali dan meneliti tentang hal tertentu yang sebenarnya telah ada namun kita memulainya dari nol, tentunya perkembangan ilmu pengetahuan akan menjadi sangat lambat karena setiap generasi hanya akan mengulang-ulang sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Disinilah kelemahan kita.

Hadirnya media online ini adalah bentuk kepedulian kami atas merosotnya tingkat kepeduliaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, kami sadar bahwa akan terjadi pro kontra dengan hadirnya media online ini karena berkaitan dengan karya akademik. Namun segala usaha tak akan menjadi sia-sia kalau kita sungguh-sungguh dalam menjalankannya.

Kami berharap apa yang kami lakukan dengan adanya media skripsi online ini, segenap komponen bangsa berkenan untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan kontribusi yang berguna bagi kita semua, semoga bermanfaat.